Jakarta, Virenial – Terkait dengan pernyataan Wakil Presiden Ma’ruf Amin ‘ingin menjadi anak Presiden’, Hendrawan Supratikno, yang merupakan politikus senior PDIP mengatakan bahwa pernyataan seperti itu sudah lumrah di biasa dimana banyak orang yang ingin menjadi ini dan itu.
“Ungkapan yang biasa dan wajar. Banyak disampaikan para guru, penceramah, pengkhotbah, dan profesi motivator. Jika boleh memilih, ingin lahir sebagai anak Presiden, anak konglomerat, dan jabatan lain yang bergengsi,” ucap Hendrawan, Jumat 31 Mei 2024.
Hendrawan juga mengatakan bahwa pernyataan Ma’ruf Amin tidak terkait dengan hal-hal yang terjadi belakangan ini terkait dengan anak-anak dari presiden Joko Widodo.
“Apakah terkait dengan fenomena melesatnya anak-anak Presiden Jokowi dalam perpolitikan akhir-akhir ini, saya kira tidak. Itu pernyataan normatif saja,” lanjutnya.
Ia melanjutkan bahwa seorang anak presiden atau anak orang yang terkenal tentunya memiliki keunggulan dalam hal struktur jaringan sosial, legitimasi historis dan sumber daya politik.
“Sejauh tidak ada peraturan dan etika yang dilanggar, hal tersebut wajar dan logis terjadi. Anak orang-orang yang top, seperti anak Presiden, mewarisi dan memiliki keunggulan legitimasi historis, struktur jaringan dan akses sumber daya politik,” katanya.
Diberitakan sebelumnya bahwa Ma’ruf Amin berbicara dalam sambutannya di pembukaan Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa MUI Se-Indonesia perihal manusia yang dapat memilih apakah ia beriman atau tidak dan terdapat hal-hal yang manusia tidak bisa memilih yaitu memilih orang tua yang seperti apa.
“Orang tidak bisa milih siapa bapaknya, siapa ibunya. Apa bisa milih? Kalau bisa milih, saya ingin jadi anak presiden. Tapi kan nggak bisa. Itu majbur (ditakdirkan Allah),” ucap Ma’ruf.
Ma’ruf Amin juga menyampaikan bahwa jika manusia bisa memilih bagaimana bentuk rupa, maka manusia pasti akan memilih yang baik-baik.
“Ada yang lahirnya hitam, ada yang putih, ada yang hidungnya mancung, ada yang hidungnya pesek, apa bisa milih, kalau bisa milih semua cakep,” lanjut Ma’ruf Amin.