Cara dan Modal Buka SPBU Pertamina, BP-AKR, dan Shell – Dalam dunia bisnis, membuka stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) adalah salah satu usaha yang bisa memberikan keuntungan besar. Bisnis ini dapat menjadi investasi yang menarik, terutama jika Anda memilih bermitra dengan perusahaan minyak besar seperti Pertamina, BP-AKR, atau Shell. Namun, sebelum memulai bisnis ini, Anda perlu memahami bagaimana cara memulainya dan modal apa yang diperlukan.
Setiap perusahaan minyak memiliki persyaratan yang berbeda untuk bermitra dalam mendirikan SPBU. Selain itu, ada juga aturan dan prosedur yang harus dipatuhi sesuai dengan peraturan pemerintah terkait bisnis ini. Oleh karena itu, penting untuk memahami setiap aspek bisnis SPBU sebelum Anda membuat keputusan untuk terjun ke bidang ini.
Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana cara memulai bisnis SPBU dengan perusahaan besar seperti Pertamina, BP-AKR, dan Shell. Kita juga akan membahas modal yang diperlukan serta tips dan strategi yang dapat membantu Anda sukses dalam bisnis ini. Mari kita mulai!
1. Pertamina
Pertamina adalah salah satu perusahaan minyak terbesar di Indonesia dan menawarkan peluang kemitraan untuk mendirikan SPBU. Berdasarkan laman resmi Pertamina, luas minimal lahan yang diperlukan untuk membuka satu SPBU tergantung pada lokasi lahan tersebut.
Jika lahan berada di jalan besar atau utama, luas minimal yang diperlukan adalah 1.800 m2. Sementara itu, untuk lahan lokal, luas minimalnya adalah 1.000 m2.
Pertamina menawarkan tiga tipe SPBU, yaitu tipe A, B, dan C, dengan kriteria sebagai berikut:
- Tipe A: Memiliki luas minimum 1.800 m2 dengan lebar 20 m dan panjang 90 m. Perkiraan volume penjualan lebih dari 35 kiloliter (kl).
- Tipe B: Memiliki luas minimum 1.500 m2 dengan lebar 20 m dan panjang 75 m. Perkiraan volume penjualan antara 25 kl hingga 35 kl.
- Tipe C: Memiliki luas minimum 1.500 m2 dengan lebar 20 m dan panjang 65 m. Perkiraan volume penjualan antara 20 kl hingga 25 kl.
Biaya franchise SPBU bervariasi, tergantung tipe SPBU. Untuk tipe B dan C, calon mitra harus menyiapkan setidaknya Rp500 juta, sedangkan untuk tipe A, biayanya lebih dari Rp500 juta.
Pertamina menawarkan dua bentuk kerja sama, yaitu:
- CODO (Company Owned Dealer Operated): Kerja sama antara Pertamina dengan pihak lain untuk membangun SPBU di lahan milik perusahaan atau individu.
- DODO (Dealer Owned Dealer Operated): Kerja sama di mana investasi dan lokasi SPBU dilakukan oleh calon mitra sepenuhnya.
2. BP-AKR
BP-AKR menawarkan kemitraan bagi calon mitra yang ingin membuka SPBU. Ada dua skema yang ditawarkan, yaitu SPBKB (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak untuk Kendaraan Bermotor) dan SPBN (Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Nelayan).
Untuk membuka SPBKB, calon mitra harus menyiapkan lahan yang strategis, seperti dekat dengan jalan raya atau area dengan lalu lintas yang ramai. Selain itu, lokasi sebaiknya berada di wilayah berpopulasi padat dengan luas lahan minimal 2.000 m2 dan lebar bagian depan minimal 40 m.
Modal awal yang harus disiapkan untuk bermitra dengan BP-AKR adalah minimal Rp500 juta. Ini adalah investasi yang signifikan, namun menawarkan potensi keuntungan yang besar bagi mitra yang serius ingin mengembangkan bisnis SPBU.
3. Shell
Shell menawarkan dua program kemitraan bagi calon mitra yang ingin membuka SPBU. Program pertama adalah Program Kemitraan Retailer, di mana mitra akan berperan sebagai pengelola, sementara status kepemilikan SPBU tetap milik Shell. Modal awal yang harus disiapkan dalam program ini adalah sekitar Rp500 juta di luar aset tanah.
Dengan biaya kemitraan tersebut, Shell akan menyediakan tanah, bangunan, peralatan utama, dan stok bahan bakar, sedangkan mitra akan bertanggung jawab untuk mengelola SPBU. Program ini memberikan perkiraan pengembalian modal dalam jangka waktu 2-3 tahun dengan skema bagi hasil yang disesuaikan dengan performa mitra.
Program kedua adalah Program Kemitraan Dealer, di mana calon mitra akan menjadi pemilik penuh SPBU Shell. Biaya yang harus disiapkan dalam program ini dimulai dari Rp1,5 miliar, termasuk aset tanah. Shell akan berinvestasi pada peralatan utama seperti sistem pengisian bahan bakar dan peralatan elektronik, sementara mitra akan menyediakan tanah, bangunan, dan mengelola SPBU.
Dalam program ini, mitra memiliki kebebasan untuk menambahkan usaha tambahan seperti minimarket, restoran, kedai kopi, bengkel, atau tempat usaha lainnya di lokasi SPBU. Estimasi jangka waktu pengembalian modal berkisar antara 4-6 tahun. Program ini memberikan potensi keuntungan yang lebih besar bagi mitra, dengan kesempatan untuk mengembangkan bisnis SPBU di lokasi lain jika memiliki tanah tambahan.
Mana yang Lebih Baik?
Memilih antara SPBU Pertamina, BP-AKR, dan Shell sebagai peluang bisnis bisa menjadi keputusan yang sulit karena setiap opsi memiliki kelebihan dan persyaratan masing-masing. Berikut adalah beberapa pertimbangan yang dapat membantu Anda memutuskan mana yang lebih baik sesuai dengan kebutuhan dan preferensi Anda:
Pertamina
- Keuntungan: Brand lokal yang sudah dikenal luas di Indonesia dengan jaringan distribusi bahan bakar yang kuat.
Persyaratan: Opsi untuk tipe SPBU (A, B, C) dengan luas lahan dan volume penjualan yang berbeda-beda. - Modal Awal: Kisaran biaya mulai dari Rp500 juta hingga lebih dari Rp500 juta tergantung tipe SPBU yang dipilih.
- Jenis Kerja Sama: Terdapat dua pilihan kerja sama, CODO dan DODO, yang bisa disesuaikan dengan preferensi Anda.
BP-AKR
- Keuntungan: Merek internasional yang menawarkan dua skema kemitraan (SPBKB dan SPBN) dan potensi untuk bekerja sama dengan brand yang terkenal.
- Persyaratan: Memiliki luas lahan minimal 2.000 m2 di lokasi strategis seperti dekat jalan raya yang ramai.
- Modal Awal: Dibutuhkan modal minimal Rp500 juta.
Shell
- Keuntungan: Merek internasional yang menawarkan dua program kemitraan (Retailer dan Dealer), memberikan kesempatan untuk mengelola SPBU atau menjadi pemilik penuh.
- Persyaratan: Modal awal bervariasi, mulai dari Rp500 juta untuk program Retailer dan Rp1,5 miliar untuk program Dealer.
- Potensi Usaha Tambahan: Dalam program Dealer, Anda dapat membuka usaha tambahan seperti minimarket, restoran, atau bengkel.
Pilihan yang terbaik akan tergantung pada tujuan bisnis Anda, lokasi yang tersedia, modal yang dapat Anda siapkan, dan preferensi Anda terkait jenis kemitraan. Pastikan untuk mempertimbangkan dengan cermat setiap opsi, termasuk melakukan riset pasar dan berbicara dengan mitra yang telah menjalankan bisnis tersebut. Hal ini akan membantu Anda membuat keputusan yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan harapan Anda.
Baca Juga : Cara Daftar Franchise Bisnis Ayam Goreng Rocket Chicken
Kesimpulan
Dalam memutuskan untuk membuka SPBU dengan kemitraan Pertamina, BP-AKR, atau Shell, penting untuk mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan masing-masing opsi serta kesesuaiannya dengan visi dan misi bisnis Anda. Memilih kemitraan yang tepat dapat memberikan peluang besar untuk sukses dalam industri pengisian bahan bakar.
Pertamina menawarkan brand lokal yang dikenal luas dengan jaringan distribusi yang kuat, sementara BP-AKR dan Shell memberikan kesempatan bermitra dengan merek internasional yang memiliki reputasi baik. Kedua opsi ini juga menawarkan program kemitraan dengan berbagai model dan persyaratan investasi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan Anda.
Penting untuk melakukan riset menyeluruh sebelum membuat keputusan akhir. Pelajari syarat-syarat kemitraan, potensi pendapatan, dan risiko yang terkait. Pertimbangkan juga lokasi yang tepat, modal yang tersedia, dan jenis kemitraan yang paling sesuai dengan kemampuan Anda.
Dengan memilih kemitraan yang tepat dan menerapkan manajemen bisnis yang baik, Anda dapat membangun SPBU yang sukses dan menguntungkan. Semoga artikel ini memberikan gambaran yang jelas tentang cara dan modal untuk membuka SPBU Pertamina, BP-AKR, dan Shell, serta membantu Anda dalam perjalanan bisnis Anda.