Jakarta, Virenial.com – Bulan Dzulhijjah merupakan salah satu bulan yang istimewa dalam Islam. Karena pada bulan ini ummat Islam melaksanakan ibadah haji, selain itu, terdapat banyak amalan sunnah yang dianjurkan di dalamnya, termasuk puasa.
“Orang yang berpuasa akan mendapat dua kebahagiaan, yaitu saat berbuka dan saat bertemu dengan Tuhannya” seperti yang dijelaskan dalam buku seri Fiqih Kehidupan karya Ahmad Sarwat, Hal ini sesuai juga dengan sabda Rasulullah SAW,
“Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan, yaitu kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya.” (HR Muslim)
Puasa dari tanggal 1 hingga 9 Dzulhijjah termasuk amalan sunnah yang sangat dianjurkan. Hari-hari ini berada dalam sepuluh hari terbaik dalam Islam. Selain untuk meningkatkan ibadah, puasa pada bulan Dzulhijjah juga merupakan momen penuh pahala, terutama yaitu puasa Tarwiyah dan puasa Arafah atau puasa yang dilaksanakan pada 8 dan 9 Dzulhijjah.
Berapa Hari Puasa di Bulan Dzulhijjah?
“Empat hal yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW: Puasa hari Asyura, puasa pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, puasa tiga hari setiap bulan, dan dua rakaat sebelum Subuh.” (HR Ahmad, Abu Dawud, dan An-Nasa’i)
Di 10 hari pertama pada bulan Dzulhijjah, yaitu pada tanggal 1 sampai dengan 9 Dzulhijjah umat Islam disunnahkan mengerjakan puasa sunnah. Sedangkan 10 Dzulhijjah adalah Hari Raya Idul Adha yang di mana umat Islam diharamkan berpuasa pada hari tersebut. Kemudian untuk tiga hari setelah Idul Adha atau yang disebut hari Tasyrik juga diharamkan untuk melaksanakan puasa, yaitu pada 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.
Pada tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah, Ada dua puasa sunnah yang utama bisa dikerjakan yaitu Tarwiyah dan Arafah. Berdasarkan hadist riwayat Abu Qatadah RA, Puasa yang dilaksanakan pada 9 Dzulhijjah ini memiliki keutamaan luar biasa.
“Puasa hari Arafah menghapus dosa dua tahun, yaitu tahun sebelumnya dan tahun sesudahnya. Puasa Asyura menghapuskan dosa tahun sebelumnya.” (HR Jamaah kecuali Bukhari dan Tirmidzi)
Oleh sebab itu, puasa Arafah sangat dianjurkan bagi umat islam yang tidak sedang wukuf di Arafah, Sedangkan untuk puasa Tarwiyah yang dilaksanakan sehari sebelumnya juga termasuk amalan sunnah yang mendatangkan pahala besar bagi yang mengerjakannya.
Selain puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah, ada juga puasa sunnah lainnya yang bisa dikerjakan di bulan Dzulhijjah, yaitu puasa senin-kamis atau puasa Ayyamul Bidh.
Seperti halnya pada bulan-bulan lain, Puasa Ayyamul Bidh bisa dikerjakan sebanyak tiga hari di pertengahan bulan yaitu pada 13, 14, dan 15 bulan Hijriah. Akan tetapi khusus pada bulan Dzulhijjah, Di tanggal 13 merupakan hari Tasyrik yang diharamkan untuk melaksanakan puasa. Karena itu, puasa Ayyaumul Bidh hanya bisa dikerjakan pada 14 dan 15 Dzulhijjah. Puasa sunnah senin dan kamis pada bulan Dzulhijah bisa juga dilaksanakan kecuali pada hari dan tanggal yang diharamkan yaitu pada saat hari Idul Adha dan hari Tasyrik.
Berdasarkan dari Kalender Hijriah Indonesia 1446 H yang dirilis oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Kementerian Agama Republik Indonesia.
Berikut Jadwal Puasa Bulan Dzulhijjah 1446 H/2025 M:
Puasa 9 hari (awal Dzulhijah):
- Rabu, 28 Mei 2025 (1 Dzulhijjah)
- Kamis, 29 Mei 2025 (2 Dzulhijjah)
- Jumat, 30 Mei 2025 (3 Dzulhijjah)
- Sabtu, 31 Mei 2025 (4 Dzulhijjah)
- Minggu, 1 Juni 2025 (5 Dzulhijjah)
- Senin, 2 Juni 2025 (6 Dzulhijjah)
- Selasa, 3 Juni 2025 (7 Dzulhijjah)
- Rabu, 4 Juni 2025 (8 Dzulhijjah): Puasa Tarwiyah
- Kamis, 5 Juni 2025 (9 Dzulhijjah): Puasa Arafah
Puasa Ayyamul Bidh (2 hari):
- Selasa, 10 Juni 2025 (14 Dzulhijjah)
- Rabu, 11 Juni 2025 (15 Dzulhijjah)
Puasa Senin Kamis:
- Kamis, 29 Mei 2025 (2 Dzulhijjah): Sekaligus puasa Dzulhijjah
- Senin, 2 Juni 2025 (6 Dzulhijjah): Sekaligus puasa Dzulhijjah
- Kamis, 5 Juni 2025 (9 Dzulhijjah): Sekaligus puasa Arafah
- Kamis, 12 Juni 2025 (16 Dzulhijjah)
- Senin, 16 Juni 2025 (20 Dzulhijjah)
- Kamis, 19 Juni 2025 (23 Dzulhijjah)
- Senin, 23 Juni 2025 (27 Dzulhijjah)
- Kamis, 26 Juni 2025 (30 Dzulhijjah)