Virenial.com – Memperingati Hari Tani Nasional 2024, mahasiswa menggelar aksi demonstrasi di Ternate, Maluku Utara.
Aksi yang dilakukan serentak tersebut digelar di Jalan Kampus Universitas Khairun, Kelurahan Akehuda, Kecamatan ternate Utara, Kota Ternate, Selasa (24/9/2024).
Unjuk rasa ini merupakan wujud keresahan mahasiswa terhadap penghasilan para petani, salah satunya harga cengkih yang tak sesuai dengan hasil yang dipanen.
Massa aksi meminta pemerintah segera merespon jeritan para petani di Maluku Utara ini.
Cengkih yang dulunya dijadikan sebagai primadona berabad-abad, kini mengalami penurunan yang sangat drastis.
“Hal ini membuat petani kehilangan gairah untuk memanen cengkih yang merupakan sumber hasil ekonomi bagi masyarakat Maluku Utara,” ucap salah satu orator.
Pemerintah daerah wajib bertanggung jawab dan melindungi petani sesuai UU No 19 Tahun 2023 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.
“Karena saat ini harga cengkih anjlok hingga di bawah kisaran Rp 100 ribu per kilogram. Namun pada tahun 2024 setelah memasuki panen pada bulan Agustus, mengalami penurunan drastis dari Rp 125 ribu-Rp130 ribu turun menjadi Rp 90 ribu-Rp80 ribu per kilogram. Hal itu yang membuat mahasiswa di Ternate menggelar aksi serentak hari ini,” ujarnya.
Dalam aksi ini, Massa diketahui membawa sekitar 10 tuntutan.
Pertama, mendesak pemerintah segera membentuk perda tentang komunitas lokal.
Kedua,menaikkan harga komoditas lokal.
ketiga, hilirisasi komunitas lokal di Maluku Utara.
keempat, Kembalikan hak tanah kepada petani.
kelima, PT IWIP dan Pemkab Halmahera Tengah harus bertanggung jawab atas kerusakan ekologi, sebab rempah lebih berharga dari nikel.
Keenam, Pemkot Ternate harus terbuka tentang Ternate kota rempah dan harus bertanggung jawab atas kelestarian cengkih di Kota Ternate.
“Dulu, kesehatan petani selalu bergantung pada kondisi unggulan, dan kami tidak mau anak-anak berhenti mengejar cita-cita karena orang tuanya menjadi frustasi,” tegas massa aksi.