Nenek Maarten Paes adalah sosok wanita Belanda yang lahir di Kediri. Simak kisah histori serta alasan di balik keputusan Paes memilih Timnas Indonesia daripada menunggu panggilan De Oranje.
Maarten Apes tampil cemerlang bersama skuad Garuda pada laga kontra Australia hari Selasa (10/9/2024).
Indonesia mendapatkan tambahan satu poin demi ambisi merebut tiket lolos otomatis menuju pentas Piala Dunia 2026.
Paes kini sudah memperkuat Timnas Indonesia dalam dua laga resmi. Ia mengaku sangat dekat dengan sangat nenek hingga turut memberikan peran penting terkait keputusan membela Garuda.
Tampil buat Timnas adalah penghargaan untuk sosok nenek yang sangat dicintai.
Bagaimana kisah nenek Maarten Paes, wanita Belanda yang ternyata lahir di Kediri, Jawa Timur? Simak ulasan cerita nenek Paes yang pernah merasakan tinggal di kamp-kamp spanyol dan Jepang hingga naik kapan demi bisa pulang ke Belanda.
Kisah Nenek Maarten Paes Era Perang Dunia II
Maarten Paes mengungkapkan alasan kenapa ia bersedia membela Timnas Indonesia. Katanya, salah satu yang mempengaruhi adalah faktor nenek hingga turut menentukan keputusan berseragam skuad Garuda.
“Saya mau bermain untuk Indonesia karena pertama-tama adalah sebuah penghormatan kepada nenek saya yang telah meninggal satu bulan yang lalu,” ucap Paes, seperti dikutip akun YouTube FC Dallas, tayang tanggal 2 Mei 2024.
Paes mengaku sangat dekat dengan neneknya. Ia menceritakan sang nenek kerap mengajari bagaimana cara memasa.
Eks Kiper NEC Nijmegen dan Utrecht itu kemudian mengisahkan percakapan terakhir sebelum neneknya meninggal dunia.
Penggawa kelahiran Nijmegen Belanda, 14 Mei 1998 itu nyaris menetaskan air mata sebelum mengusap dengan tangan.
“Dan saya sangat dekat dengan nenek. Dia yang memasakkanku. Dia mengajari saya cara masak dan itu adalah percakapan terakhir kami sebelum dia meninggal,” ucap Paes.
“Kami membicarakan hal ini (membela Timnas Indonesia) dan saya melihat dari senyum di matanya bahwa hal ini sangat berarti untuknya. Jadi, ketika saya berada di sana kemarin, ya itu adalah perasaan yang teristimewa,” sambung penjaga gawang Timnas berusia 26 tahun itu.
Nenek Maarten Paes ternyata lahir di Kediri. Hal ini lantas membuat dirinya memenuhi syarat untuk bisa membela Timnas Indonesia.
Paes kemudian menceritakan bagaimana perjalanan sang nenek selama masa Perang Dunia II, tinggal di kamp-kamp Spanyol dan Jepang, hingga menaiki sebuah kapal untuk pulang ke Belanda.
“(nenek) Lahir di sana, tinggal di sana selama 5-6 tahun dan kemudian Perang Dunia II pecah. Kemudian dia selama beberapa tahun berada di kamp-kamp Spanyol-Jepang. Dan kemudian setelah itu, setelah beberapa tahun, dia kembali ke Belanda dengan menaiki sebuah kapal,” terangnya.
Kisah berlanjut dengan cerita nenek Maarten Paes yang kembali ke Indonesia.
Berdasarkan penuturan sang pemain, nenek Paes lalu harus merasakan kehilangan ibu ketika terjadi perang.
“Dan kemudian dia kembali untuk beberapa tahun dan kemudian dia kembali ke Belanda. Itu adalah bagian dari sejarah. Tapi dia selalu berbicara dengan rasa syukur tentang waktunya disana terutama waktu sebelum perang.
“Ketika waktu perang, dia kehilangan ibunya di tempat perisolasian. Dia selalu berbicara dengan rasa hormat yang tinggi terhadap bangsa dan negara. Dia memiliki pengaruh yang sangat besar dalam hidup saya. Itulah mengapa ini (membela Timnas Indonesia) seperti sebuah penghargaan untuknya,” beber Paes.
Maarten Paes tampil gemilang di bawah mistar gawang Timnas Indonesia pada hari Selasa, (10/9/2024), di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.
Gawang kawalan Paes sulit dibobol lawan. Alhasil, duel Timnas Indonesia vs Australia dalam game week kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 ronde 3 berkesudahan imbang tanpa gol alias 0-0.
Kiper asal klub FC Dallas (Liga Major League Soccer/MLS) itu berkali-kali mementahkan tendangan pemain Australia. Paes sukses mengawal gawang Timnas dan tidak kebobolan kontra Socceroos.
Perhatian publik lantas tertuju pada aksi heroik Maarten Paes. Pujian lantas datang dari sang juru taktik skuad Garuda.
“Pertandingan pertama (vs Arab Saudi) dan kedua (vs Australia) sama, Maarten bermain sangat baik dan sebagai pemain paling belakang, memimpin timnya dengan baik,” terang Shin Tae-yong, arsitek Timnas, seperti dikutip laman federasi.