Jakarta – Aurora Borealis dan Aurora Australis sama-sama merupakan macam dari Aurora. Hal ini merupakan salah satu fenomena alam berupa cahaya di langit yang berbentuk tirai, pita, berkas, dan biasanya berwarna hijau, ungu dan merah.
Menuru LAPAN, Aurora ini juga biasa disebut Polar Lights disebabkan fenomena ini sering tampak di daerah kutub dan lintang tinggi.
Bila dilihat dari lokasi munculnya, Aurora terdiri dari dua macam yaitu Aurora Australis dan Aurora Borealis.
Apa Itu Aurora?
Aurora adalah salah satu fenomena alam yang berupa munculnya cahaya pada ketinggian atmosfer bumi dimana tampak seperi sedang menari dan memiliki warna yang menarik.
Selain itu, menurut kamus Meteorologi, Aurora adalah pancaran sporadis radiasi atmosfer atas di daerah lintang tinggi dan menengah yang ditimbulkan oleh ion Nitrogen (N2), molekul Nitrogen (N2) dan atom oksigen (O2) yang berhubungan dengan badai magnet.
Aurora memiliki bentuk seperti pita, berkas atau tirai dan biasanya berwarna hijau, merah dan ungu.
Perbedaan Aurora Australis dan Aurora Borealis
Aurora Borealis adalah Aurora yang seringkali terlihat di lingkar kutub utara. Aurora Borealis adalah cahaya yang ditimbulkan oleh gaya magnet listrik di sekitar kutub utara langit dan terlihat sebagai selempang berwarna hijau, merah atau putih.
Sementara Aurora Australis adalah fenomena Aurora yang seringkali terlihat di lingkar kutub selatan. Aurora Australis adalah cahaya yang ditimbulkan gaya magnet listrik di lapisan ionosfer di sekitar kutub Selatan langit dan terlihat sebagai selempang berwarna hijau, merah atau putih.
Pada awalnya, banyak pihak menganggap bahwa Aurora hanya muncul di belahan bumi utara saja, namun seorang peneliti bernama James Cook mendapatkan fakta bahwa fenomena aurora juga terlihat di belahan bumi selaran dan kemudian menamakannya Aurora Australis.
Proses Terjadinya Aurora
Aurora dapat terjadi dikarenakan pada saat partikel bermuatan yang berasal dari matahari yang terlepas melalui lontaran massa korona (CME) atau lubang korona. Lalu partikel yang selanjutnya disebut “angin matahari” tersebut mencapai Bumi lalu berinteraksi dan mengganggu medan magnet Bumi.
Partikel bermuatan itu makin dipercepat oleh angin Matahari lalu terus bergerak konvergen ke arah kutub sehingga kemudian membentuk cincin oval di kedua kutub Bumi. Partikel bermuatan tersebut bergerak secara spiral sepanjang garis medan magnet.
Karena gerak partikel bermuatan mengikuti garis medan magnet inilah, partikel bermuatan tersebut memasuki lapisan atmosfer dan berinteraksi dengan gas-gas di atmosfer dan terutama di sekitar kutub magnet Bumi.
Saat partikel bermuatan tersebut berinteraksi dengan gas, terjadilah transfer energi. Gas menerima energi lalu tereksitasi sehingga melepaskan energi dan foton dengan panjang gelombang tertentu dan kemudian tampak sebagai pendar cahaya warna-warni di langit.