Virenial – Kisah Nabi Syits memang tidak tercantum di dalam Alquran, namun kisah tentang Nabi Syits ini bisa ditemui dalam riwayat-riwayat ulama.
Nabi Syits ‘Alaihis Salam merupakan keturunan dari Nabi Adam ‘Alaihis Salam yang memiliki kecerdasan, dan penguasaan ilmu serta memiliki kebijaksanaan yang sangat luar biasa.
Nabi Syits ditunjuk oleh Nabi Adam ‘Alaihis Salam sebagai penerusnya untuk memimpin umat manusia agar selalu taat dan patuh serta selalu beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sebagai seorang nabi, Syits ‘Alaihis Salam menerima menerima perintah-perintah dari Allah yang tertulis dalam 50 suhuf/sahifah.
Nabi Syits menjadi nabi yang menerima suhuf terbanyak. Diriwayatkan dari Abu Dzar Al-Ghifari, dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,
“Sesungguhnya Allah menurunkan seratus empat puluh shahifah, dan kepada Syits sebanyak 50 shahifah.” [Tarikh Ath-Thabari 1/152]
Pesan Adam ‘Alaihis Salam Kepada Nabi Syits
Sebelum Nabi Adam ‘Alaihis Salam wafat, beliau sempat menderita sakit beberapa hari. Pada saat itu, Nabi Adam menunjuk anaknya, Syits, untuk meneruskan kepemimpinannya untuk memimpin umat manusia.
Selain itu, Nabi Adam juga memberikan lima pesan kepada Nabi Syits (lihat Kitab Mukasyafatul Qulub, Hal. 87).
Beliau menyuruh agar wasiat ini juga disampaikan pada cucu-cucunya kelak. Adapaun kelima wasiat tersebut adalah sebagai berikut,
- Jangan pernah merasa aman hidup di dunia karena aku yang pernah hidup di surga dengan tenang pun, dikeluarkan daripadanya.
- Jangan selalu ikuti kemauan istri kalian. Karena sebab mengikuti kemauan istriku dan memakan “buah khuld”, aku dihinggapi penyesalan.
- Sebelum bertindak, maka pikirkanlah dengan matang-matang akibat yang ditimbulkan. Andaikata aku berpikir akibat kelakuanku, maka pastinya aku tidak akan ditimpa musibah ini (dikeluarkan dari surga).
- Ketika hati kalian amat cinta pada sesuatu (yang negatif), maka jauhilah. Karena ketika aku makan “buah khuldi”, hatiku memaksa untuk memakannya. Aku tidak mengabaikannya sehingga menyesal setelahnya.
- Bermusyawarahlah dalam menentukan suatu perkara. Karena aku dulu tidak bermusyawarah terlebih dahulu dengan para malaikat sehingga aku ditimpa penyesalan.
Wasiat dari Nabi Adam itu selain menjadi nasihat bagi Nabi Syits, tentu juga menjadi nasihat untuk kita semua agar mengamalkan nasihat-nasihat tersebut.
Perang Pertama di Dunia
Syits telah diwasiati untuk memerangi saudaranya, Qabil. Dia pergi untuk memerangi Qabil dan akhirnya perang itu pun berkecamuk.
Itulah perang pertama yang terjadi antara anak-anak Adam di muka bumi. Dalam peperangan itu, Syits memperoleh kemenangan dan dia menawan Qabil.
Qabil sebagai tawanan berkata, “Wahai Syits, jagalah persaudaraan di antara kita.” Syits berkata, “Mengapa engkau sendiri tidak menjaganya? Engkau telah membunuh saudaramu, Habil.”
Kemudian Qabil ditawan oleh Syits; kedua tanganya dibelenggu di atas pundaknya, dan dia ditahan di tempat yang panas sampai meninggal.
Anak-anak Qabil bermaksud menguburkannya. Tiba-tiba Iblis datang kepada mereka dalam rupa malaikat. Iblis berkata kepada mereka, “Jangan dikubur di dalam bumi.”
Iblis membawakan dua batu hablur yang telah dilubangi tengah-tengahnya. Dia menyuruh mereka memasukkan Qabil ke dalam ruang antara dua batu hablur itu, memakaikannya pakaian terindah dan meminyakinya dengan ramuan-ramuan tertentu sehingga dia tidak akan mengering.
Lalu Iblis menyuruh mereka menyimpannya di sebuah rumah, diletakkan di atas kursi yang terbuat dari emas dan memerintahkan kepada setiap orang yang masuk ke rumah itu untuk bersujud kepadanya sebanyak tiga kali.
Iblis memerintahkan kepada mereka untuk merayakan upacara setiap tahun untuknya dan berkumpul di sekitarnya. Kemudian Iblis mewakilkan urusan ini kepada setan.
Setan itulah yang kemudian berkomunikasi dengan mereka sehingga manusia terus-menerus sujud kepada Qabil. Qabil dan keturunannya inilah yang pertama kali menyembah api atas perintah Iblis.