Perbuatan yang dilakukan oleh seseorang, sejatinya dimulai dari niat termasuk juga dengan mengerjakan shalat Subuh atau Sholat Subuh.
Niat menjadi pondasi utama yang akan membedakan antara sautu perbuatan sebagai ibadah kepada Allah WAT atau hanya sekedar tindakan biasa.
Pada saat niat sudah di dasari dengan tujuan yang mulia, maka setiap langkah yang akan diambil juga akan menjadi sebuah peluang untuk bisa lebih mendekatkan diri kepada-Nya.
Keikhlasan merupakan salah satu elemen kunci dalam pelaksanaan ibadah, termasuk juga konteks lingkungan kerja apabila seseorang bermasuk menjadikan pekerjaannya sebagai bentuk dari ibadah.
Maka Allah SWT akan memberikan ganjaran pahala yang berlipat ganda, bukan hanya dari keberhasilan yang dilakukannya dalam mencapai hasil yang diinginkan saja.
Menurut pemahaman bahasa, niat mempunyai makna yang sangat luas, mencakup kesengajaan, tujuan, keinginan dan juga tekad yang kuat.
Apabila sebuah tindakan yang memang sudah dilandasi oleh niat yang baik dan ikhlas tentunya akan membawa dampak yang sangat luar biasa, baik itu dalam kehidupan dunia ataupun akhirat.
Dalam konteks pelaksanaan sholat fardu, niat menjadi hal yang sangat penting, karena dengan niat yang benar maka akan menentukan sah atau tidaknya suatu ibadah yang dilakukan.
Dan dalam melakukan sholat Subuh, apabila terdapat perbedaan antara bacaan niat pada saat Sholat sendiri dan pada saat sholat berjamaah.
Ketidak benaran dalam menyampaikan atau melontarkan niat bisa mempengaruhi validasi pelaksanaan sholat yang akan dilakukan.
Karena itulah, tentunya akan sangat penting bagi setiap orang yang sedang melakukan ibadah untuk selalu mengucapkan niat dengan tepat dan sungguh-sungguh.
Hal tersebut bertujuan tidak lain supaya setiap amalan ibadah yang dilakukan tidak sia-sia dan bisa mendapatkan pahala yang memang sudah dijanjikan oleh Allah SWT.
Sholat Subuh yang terdiri dari dua rakaat, mempunyai keistimewaan yang sangat unik di antara sholat fardhu yang lainnya.
Keutamaan tersebut tentunya tercermin dalam surat Al-Qur’an, yang dimana Allah SWT sudah secara khusus menyebutkan sholat Subuh sebagai sholat yang disaksikan langsung oleh para malaikat.
Selain itu, Sholat merupakan rukun Islam kedua, dimana Sholat Fardhu merupakan suatu kewajiban utama ang memang sudah ditetapkan Allah SWT dengan menghadapkan hati kepada-Nya.
Sebagaimana yang memang sudah dilansir dalam dalil-dalil Al-Qur’an mengenai Sholat oleh Darza, Z A, yang merupakan salah satu ayat yang sudah menerangkan sebuah perintah untuk menjalankan ibadah sholat adalah surat Al-Baqarah ayat 238 yang berbunyi seperti ini :
حَٰفِظُوا۟ عَلَى ٱلصَّلَوَٰتِ وَٱلصَّلَوٰةِ ٱلْوُسْطَىٰ وَقُومُوا۟ لِلَّهِ قَٰنِتِينَ
Artinya: “Peliharalah semua sholat(mu), dan (periharalah) sholat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam sholatmu) dengan kusyu.” (QS. Al-Baqarah:238)
Salah satu sholat yang mempunyai banyak sekali keutamaan adalah sholat subuh, dimana sholat subuh biasanya dilakukan pada awal pagi pada saat keadaan badan dan pikiran masih segar dan bugar, maka akan menimbulkan sholat yang kusyuk.
Kemudian, Rasulullah SAW juga sudah memberikan contoh teladan agar mengerjakan sholat fajar atau qobiyah subuh dua rakaat menjelang fajar menyingsing atau sebelum mulai sholat subuh.
Dan untuk waktu pelaksanaan sholat subuh sendiri biasanya dimulai sejak munculnya fajar shiddiq, yaitu cahaya putih yang melintang di ufuk timur sampai dengan matari terbit.
Menurut Ust. Fahrur Mu’is dalam Berkah Sholat Subuh Berjamaah, batasan waktu sholat subuh diterangkan dalam berbagai macam hadist Rasulullah.
Berkaitan dengan waktu sholat subuh, Rasulullah SAW bersabda :
“Waktu sholat subuh adalah dari terbit fajar sampai terbit matahari.” (HR. Muslim).
Tata Cara Sholat Subuh
Melansir dari Buku Praktis Panduan Sholat Wajib-Sunnah yang sudah di susuh oleh Abu Sakhi, dibawah ini kami sudah menyediakan tata cara sholat subuh:
1. Berdiri dengan tegak sambil menghadap kiblat, pandangan diarahkan ke tempat sujud.
2. Membaca Niat
اُصَلّى فَرْضَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً ِللهِ تَعَالَى
Ushollii Fardhosh Shubhi Rok’ataini Mustaqbilal Qiblati Adaa-An Lillaahi Ta’aala
Artinya: “Aku berniat salat subuh dua raka’at menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta’ala.”
3. Takbiratul Ihram
Takbiratul ihram dilakukan dengan mengangkat kedua tangan yang sejajar dengan telinga (untuk laki-laki) dan sejajar dada (untuk perempuan), dan telapak tangan dihadapkan ke arah kiblat dengan mengucap, “Allahu Akbar”
4. Bersedekap
Bersedekap ialah meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri. Tangan yang bersedekap ditaruh antara pusar dan dada.
5. Membaca Doa Iftitah
Berikut ini adalah bacaan doa iftitah:
اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا ا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ مِنْ نَفْخِهِ وَنَفْثِهِ وَهَمْزِهِ
Allahu akbar kabiiro, allahu akbar kabiiro, allahu akbar kabiiro, walhamdulillahi katsiiro, walhamdulillahi katsiiro, walhamdulillahi katsiiro, wa subhanallahi bukrotaw washilaa, wa subhanallahi bukrotaw washilaa, wa subhanallahi bukrotaw washilla a’udzu billahi minasy syaithooni min nafkhihi, wa naftshihi, wa hamzih.
Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banya, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha suci Allah di waktu pagi dan sore. Maha suci Allah di waktu pagi dan sore. Maha Suci Allah di waku pagi dan sore. Aku berlindung kepada Allah dari tiupan, bisikan, dan godaan setan.”
6. Membaca salah satu surah Al-Qur’an
Kemudian, setelah anda membaca surah Al-Fatihah, disusul dengan surah pendek Al-Qur’an.
7. Rukuk
Setelah selesai membaca surah Al-Qur’an, gerakkan badan untuk rukuk dengan mengucapkan tabkir, “Allahu Akbar” seraya dengan mengangkat kedua tangan yang sejajar dengan pundak seperti Gerakan takbiratul ihram.
Inilah dia bacaan rukuk yang harus di baca sebanyak tiga kali :
سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيمِ
Subhaana robbiyal ‘adziimi wabihamdih
Artinya: “Maha suci Tuhan yang Maha Agung serta memujilah aku kepada-Nya.”
8. I’tidal
I’tidal merupakan gerakan sholat yang bangkit dari rukuk sambil mengangkat kedua tangan yang sejajar dengan dada atau telinga seraya mengucapkan :
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
Sami Allahu liman hamidah.
Artinya: “Allah mendengar orang-orang yang memuji-Nya.”
Masih berada dalam keadaan berdiri tegap, lanjutkanlah dengan mengucapkan doa berikut ini:
رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ
Rabbana lakal-hamdu mil’us-samaawaati wa mil-ul-ardhi wa mil’u maa syi’ta min sya’in ba’du.
Artinya: “Ya Allah Tuhan kami! Bagi-Mu segala puji, sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh barang yang Engkau kehendaki sesudah itu.”
9. Sujud Pertama
Sujud dilakukan dengan cara bertumpu kepada ketujuh anggiota badan di mulai dari (dahi, telapak tangan, lutut, dan kedua kaki), serta tumakinnah.
Setelah itu, dilanjutkan dengan membaca doa sujud :
سُبْحَانَ رَبِّىَ الأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
Subhanaa Robiyal A’laa Wa Bi Hamdih
Artinya: “Mahasci Rabbku Yang Mahatinggi dan pujian untuk-Nya.”
10. Duduk di Antara Dua Sujud
Pada saat sudah bangkit dari sujud, bisa langsung dilanjutkan dengan duduk iftirasyi dengan membaca:
رب اغْفِرلي وَارْحَمْنِى واجبرني وَارْفَعْنِي وَارْزُقْنِى وَاهْدِنِى وَعَافِنِى وَاعْفُ عَنِّى
Robbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa’aafinii wa’fu ‘annii.
Artinya: “Ya Allah ampunilah aku, rahmatilah aku, perbaikilah keadaanku, tinggikanlah derajatku, berilah rezeki dan petunjuk untukku”
11. Sujud Kedua
Lalu, anda bisa langsung melakukan sujud dengan kedua tangan posisi dan juga bacaan yang sama seperti sujud pertama.
12. Bila sudah bangkit dari sujud kedua, anda bisa langsung saja berdiri untuk mengerjakan rakaat kedua dengan bertakbir “Allahu Akbar” tanpa mengangkat kedua tangan. Pada rakaat kedua, lakukan hal yang sama dengan rakaat pertama dengan tidak membaca doa iftitah.
13. Selanjutnya setelah i’tidal pada rakaat kedua, anda bisa melanjutkan dengan membaca doa qunut sebelum beranjak untuk posisi sujud pertama di rakaat kedua, inilah bacaannya:
اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّ مَاقَضَيْتَ، فَاِنَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَاِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Bacaan latin: Allahummah dini fii man hadait, wa ‘afini fiman ‘afait, wa tawallani fi man tawallait, wa barik li fi ma a’thait, wa qini syarra ma qadhait, fa innaka taqdhi wa la yuqdha ‘alaik, wa innahu la yazillu man wa lait, wa la ya’izzu man ‘adait, tabarakta rabbana wa ta’alait, fa lakal hamdu a’la ma qadhait, wa astagfiruka wa atubu ilaik, wa shallallahu ‘ala sayyidina muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam.
Artinya: “Ya Allah tunjukkanlah aku sebagaimana mereka yang telah Engkau beri petunjuk. Berilah kesehatan kepadaku sebagaimana mereka yang telah Engkau berikan kesehatan. Peliharalah aku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau lindungi. Berikanlah keberkahan kepadaku pada apa yang telah Engkau berikan. Selamatkanlah aku dari bahaya kejahatan yang telah Engkau tentukan. Engkaulah yang menghukum dan bukan dihukum. Tidak hina orang yang Engkau jadikan pemimpin. Tidak mulia orang yang Engkau musuhi. Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha Tinggi. Bagi-Mu segala pujian di atas apa yang Engkau tentukan. Aku memohon ampun kepada-Mu dan bertaubat kepada-MU. Semoga Allah mencurahkan rahmat dan karunia atas junjungan kami Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya.”
14. Setelah membaca doa qunut, dilanjutkan dengan sujud kedua pada rakat kedua, dilanjutkan dengan duduk tahasyud akhir dengan posisi tawarruk dan membaca tasyahud, serta sholawat. Jari telunjuk membuat isyarat mengacung/menunjuk saat sampai bacaan “illallaah…” hingga salam.
التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ , أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ , اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
At tahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thoyyibaatulillaah. as salaamu’alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullaahi wabarakaatuh, assalaamu’alaina wa’alaa ibaadillaahishaalihiin. asyhaduallaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammad rasuulullaah.
allaahumma shalli’alaa muhammad, wa’alaa aali muhammad. kamaa shallaita alaa ibraahiim wa alaa aali ibraahiim. wabaarik’alaa muhammad wa alaa aali muhammad. kamaa baarakta alaa ibraahiim wa alaa aali ibraahiim, fil’aalamiina innaka hamiidum majiid.
Artinya: “Ya Allah, limpahi lah rahmat atas keluarga Nabi Muhammad, seperti rahmat yang Engkau berikan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahi lah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya, seperti berkah yang Engkau berikan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya, Engkau lah Tuhan yang sangat terpuji lagi sangat mulia diseluruh alam.”
15. Salam
Melakukan salam dengan menolehkan kepala ke kanan dan kiri sambil mengucapkan “Assalamu’alaikum Wa Rohmatullah”