Virenial
  • Berita
  • Bisnis
  • Teknologi
  • Hiburan
  • Olahraga
  • Sains
  • Kesehatan
  • Pendidikan
  • Gaya Hidup
    • Food
    • Travel
    • Otomotif
    • Bunda
    • Properti
    • Pekerjaan
    • Hikmah
  • Login
No Result
View All Result
  • Berita
  • Bisnis
  • Teknologi
  • Hiburan
  • Olahraga
  • Sains
  • Kesehatan
  • Pendidikan
  • Gaya Hidup
    • Food
    • Travel
    • Otomotif
    • Bunda
    • Properti
    • Pekerjaan
    • Hikmah
No Result
View All Result
Virenial
No Result
View All Result
Home Hikmah

Kisah Mualaf: Baron Omar Rolfvon Ehrenfels

Nazar Pratama by Nazar Pratama
Sabtu, 4 Januari 2025, 07:24
in Hikmah
Reading Time: 4 mins read
0
Kisah Mualaf: Baron Omar Rolfvon Ehrenfels

Banyumas, Virenial – Islam telah memberikan rasa aman dengan cara tunduk (patuh) pada hukum yang abadi (ketentuan Allah). Sejak masa kanak-kanak, Leopold Werner von Ehrenfels telah memperlihatkan ketertarikannya terhadap dunia Timur, khususnya dunia Islam.

Demikian sepenggal kisah yang disampaikan saudara perempuannya, seorang penyair berkebangsaan Austria, Imma von Bodmershof, dalam sebuah artikel majalah sastra Islam Lahore terbitan tahun 1953, tentang Leopold Werner von Ehrenfels, yang kemudian berganti nama menjadi Baron Omar Rolf von Ehrenfels.

Ketertarikan Rolf, demikian biasa ia disapa, pada dunia Timur kemudian diwujudkan dengan mengunjungi negara-negara Balkan dan Turki manakala ia menginjak usia dewasa. Di setiap negara yang dikunjunginya, Rolf kerap mengikuti shalat berjamaah di masjid-masjid yang disambangi, meski pada saat itu dia masih seorang Nasrani. Apa yang dilakukan Rolf ini mendapat sambutan baik dari kaum Muslimin Turki, Albania, Yunani, dan Yugoslavia.

Sejak saat itu, perhatiannya terhadap Islam semakin bertambah, hingga akhirnya dia menyatakan masuk Islam pada tahun 1927. Setelah resmi memeluk Islam, Guru Besar Antropologi University of Madras ini kemudian memutuskan untuk mengganti namanya menjadi Baron Omar Rolf von Ehrenfels.

Pada tahun 1932, Rolf mengunjungi anak benua India dan Pakistan. Selama di sana, dia sangat tertarik mempelajari soal-soal kebudayaan dan sejarah yang berhubungan dengan kedudukan wanita dalam Islam.

Sekembalinya ke Austria, Rolf mengkhususkan diri dalam mempelajari soal-soal antropologi dari Matrilineal Civilization di India. Apa-apa yang dia pelajari mengenai antropologi Matrilineal Civilization di India, kemudian dia tuangkan dalam bentuk buku yang diterbitkan oleh The Oxford University Press. Buku ini merupakan buku antropologi pertama yang ditulis oleh Rolf.

Pada waktu Austria diduduki oleh pasukan Nazi Jerman tahun 1938, Rolf memutuskan untuk pergi lagi ke India dan bekerja di Hyderabad atas undangan Sir Akbar Hydari. Selama bermukim di India untuk kali kedua ini, Rolf mempelajari soal-soal antropologi di wilayah India Selatan dengan mendapat bantuan dari Wenner Gern Foundation New York di Assam.

Sejak tahun 1949, ia ditunjuk menjadi kepala bagian Antropologi pada University of Madras. Dan, pada tahun itu juga, Rolf mendapat medali emas SC Roy Golden Medal atas jasa-jasanya dalam bidang Sosial and Cultural Antropology dari Royal Asiatic Society of Bengal.

Di antara sekian banyak karangannya tentang Islam dan ilmu pengetahuan, ada dua jilid buku tentang antropologi India dan dunia, Ilm-ul-Aqwam (Anjuman Taraqqi-Delhi, 1941) dan sebuah risalah tentang suku bangsa Cochin dengan judul Kadar of Cochin (Madras, 1952).

Kebenaran Islam

Menurut Rolf, seperti dikutip dari buku Mengapa Kami Memilih Islam, Islam merupakan agama besar yang sangat berpengaruh atas jiwanya. Setidaknya, kata anak laki-laki satu-satunya dari Baron Christian Ehrenfels, pembangun teori ‘Structure Psychology Modern’ di Austria, ada delapan alasan yang telah menggugah kesadaran dalam dirinya tentang kebenaran agama Islam.

Ajaran-ajaran Islam yang diwahyukan berangsur-angsur itu, ungkap Rolf, telah menunjukkan kepadanya bahwa agama-agama besar keluar dari hanya satu sumber. ”Bahwa orang-orang yang membawa kerasulan besar itu hanya membawa ajaran-ajaran Tuhan yang Satu. Dan, bahwa beriman kepada salah satu kerasulan ini berarti mencari iman dalam cinta kasih.”

BacaJuga :

Waraqah bin Naufal, Orang Pertama yang Meyakini Kerasulan Muhammad

Tata Cara Sholat Subuh Lengkap dari Niat hingga Salam

4 Janji Allah Kepada Hamba-Nya dalam Alquran

Syirik, Dosa Besar yang Tidak Akan Diampuni

Tempat-Tempat yang Menjadi Tempat Tinggal Bangsa Jin

Bagi Rolf, Islam telah memberikan rasa aman dengan cara tunduk kepada hukum yang abadi. Sedangkan ditinjau dari sudut sejarah, ungkapnya, Islam merupakan agama besar terakhir di atas planet bumi ini. Nabi Muhammad SAW adalah rasul Islam dan mata rantai terakhir dalam rangkaian para rasul, yang membawa risalah-risalah besar.

Islam, tambah Rolf, juga menonjol dalam hal penerimaan dan cara hidup kaum Muslimin oleh penganut agama yang terdahulu. ”Berarti dia melepaskan diri dari agamanya yang dahulu,” kata dia. Hal ini sama seperti memeluk ajaran-ajaran Buddha, yang berarti melepaskan diri dari ajaran-ajaran Hindu.

Namun, agama-agama yang berbeda-beda itu, menurut dia, sebenarnya hanya buatan manusia, sedangkan kesatuan agama itu dari dan bersifat ketuhanan. ”Ajaran-ajaran Alquran-lah yang menekankan atas prinsip kesatuan ini. Dan, percaya atas kesatuan agama berarti menerima satunya fakta kejiwaan yang umum diterima oleh semua orang, pria dan wanita,” paparnya.

Hal menonjol lainnya adalah ajaran Islam menekankan jiwa persaudaraan kemanusiaan, yang meliputi semua hamba Allah. Ini berbeda dengan konsep rasialisme atau sukuisme yang berdasarkan perbedaan bahasa, warna kulit, sejarah tradisional, dan lain-lain dogma alami.

Selain itu, menurut Rolf, Islam memberikan kedudukan yang mulia dan hak yang sebesar-besarnya kepada kaum perempuan. Dalam pengertian inilah, Rasulullah SAW bersabda dalam kata-katanya yang tidak bisa dilupakan oleh para pengikutnya, “Surga itu di bawah telapak kaki kaum ibu.”

Agama Islam, dinilai Rolf, sangat menghargai hasil karya umat dari agama lain dengan tidak menghancurkannya. Hal tersebut bisa kita lihat dari bangunan Gereja Aya Sophia di Istanbul, Turki, yang dialihfungsikan menjadi masjid manakala tentara Islam berhasil menguasai wilayah tersebut. Penguasa Islam saat itu hanya mengubah desain interior bekas bangunan gereja tersebut, agar mirip dengan Masjid Sultan Ahmad atau Muhammad al-Fatih (Masjid Biru) di Istanbul. Bukti sejarah ini, kata dia, telah menunjukkan bahwa umat Islam pada dasarnya mencintai perdamaian dan kasih sayang terhadap umat dari agama lain.

Tags: IslamKisah Islami
ShareTweetShareSend

Related Posts

Waraqah bin Naufal, Orang Pertama yang Meyakini Kerasulan Muhammad

Waraqah bin Naufal, Orang Pertama yang Meyakini Kerasulan Muhammad

15 Februari 2025
tata-cara-sholat-subuh

Tata Cara Sholat Subuh Lengkap dari Niat hingga Salam

14 Februari 2025
4 Janji Allah Kepada Hamba-Nya dalam Alquran

4 Janji Allah Kepada Hamba-Nya dalam Alquran

12 Februari 2025
Syirik, Dosa Besar yang Tidak Akan Diampuni

Syirik, Dosa Besar yang Tidak Akan Diampuni

12 Februari 2025
Tempat-Tempat yang Menjadi Tempat Tinggal Bangsa Jin

Tempat-Tempat yang Menjadi Tempat Tinggal Bangsa Jin

12 Februari 2025
Sifat yang Bisa Menghapus Amal Baik

Sifat yang Bisa Menghapus Amal Baik

12 Februari 2025
Next Post
Komika Oza Rangkuti Resmi Melamar Kekasihnya Aisha L Rachmansyah

Komika Oza Rangkuti Resmi Melamar Kekasihnya Aisha L Rachmansyah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terbaru

PT Astra International Tbk. (ASII) memutuskan membagikan dividen Rp308 per Saham

PT Astra International Tbk. (ASII) memutuskan membagikan dividen Rp308 per Saham

8 Mei 2025
PPG Guru Tertentu 2025 dimulai, Ini jadwalnya!

PPG Guru Tertentu 2025 dimulai, Ini jadwalnya!

8 Mei 2025
Mobil Listrik Polytron Harga Rp 200 Jutaan Sudah Diluncurkan

Mobil Listrik Polytron Harga Rp 200 Jutaan Sudah Diluncurkan

6 Mei 2025
12 Orang Tewas Akibat Kecelakaan Bus ALS di Padang Panjang

12 Orang Tewas Akibat Kecelakaan Bus ALS di Padang Panjang

6 Mei 2025
Kapan Gaji Ke-13 Cair Dan Berapa Besarannya?

Kapan Gaji Ke-13 Cair Dan Berapa Besarannya?

5 Mei 2025

Kategori

  • Berita
  • Bisnis
  • Teknologi
  • Hiburan
  • Olahraga
  • Sains
  • Kesehatan
  • Pendidikan
  • Female
  • Food
  • Hikmah
  • Karir
  • Otomotif
  • Properti
  • Travel
  • Berita Times
  • Tutorial1001

Informasi

  • Copyright
  • Disclaimer
  • Info Iklan
  • Kontak
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Sitemap

Redaksi Virenial

Virenial Media
Gedung Virenial Group
Jl. DR Sujono
Jakarta Pusat, Jakarta - 10110
Telp. 021- 435154631-453454503 (Hunting)
Fax. 021-13846473634
Redaksi: RedaksiVirenial@gmail.com
Kerjasama/Media Partner: KerjasamaVirenial@gmail.com
Activity: KerjasamaVirenial@gmail.com

Follow Us

No Result
View All Result
  • Berita
  • Bisnis
  • Teknologi
  • Hiburan
  • Olahraga
  • Sains
  • Kesehatan
  • Pendidikan
  • Gaya Hidup
    • Food
    • Travel
    • Otomotif
    • Bunda
    • Properti
    • Pekerjaan
    • Hikmah

© 2024 Virenial

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?