Tel Aviv, Virenial – Militer Israel memberikan respons santai atas keputusan yang Amerika Serikat (AS), sekutunya menangguhkan pengiriman bom di tengah kekhawatiran rencana invasi darat besar-besaran oleh Tel Aviv ke Rafah, melalui Jalur Gaza bagian selatan.
Seperti yang sudah dikutip dari media lokal, The Times of Israel pada hari Kamis (9/5/2024), dimana juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan bahwasanya sekutu sudah menyelesaikan setiap perselisihan yang terjadi ‘dibalik pintu tertutup’.
Pada saat ditanya mengenai isu tersebut dalam konferensi pers yang sudah digelar pada surat kabar Yedoith Ahronoth di Tel Aviv pada hari Rabu (8/5).
Hagari sudah menggambarkan bahwasanya koordinasi antara Israel dan juga AS sudah mencapai ‘ruang lingkup yang belum pernah terjadi sebelumnya, menurut saya dalam sejarah Israel’.
Ketika ditanya lebih lanjut lagi mengenai pengangguhan pengiriman pasokan bom barat oleh AS, Hagari memberikan jawaban yang diplomatis.
“Kami bertanggung jawab atas kepentingan keamanan Israel dan kami memperhatikan kepentingan AS di arena,” ucapnya.
Kemudian ia juga memuji skala kerja sama antara markas besar Angkatan Bersenjata Israel (IDF) dan juga Komandi Pusat Milites AS (CENTCOM) selama perang terjadi.
“Ada sesuatu yang lebih penting dari pada bantuan keamanan dan itu adalah dukungan operasional,” ujarnya.
Pemerintah dari AS pada hari Selasa (7/5) waktu setempat sudah menginformasikan bahwasanya laporan media yang sudah menyebutkan Washington sejak pekan lalu menangguhkan pengiriman pasokan bom berat, yang dikhawatirkan akan digunakan oleh Israel dalam operasi darat di Rafah yang menjadi tempat berlindung pengusi Palestina.
Seorang pejabat senior di dalam pemerintahan AS, seperti yang sudah dilansir dari AFP, mengungkapkan bahwasanya Washington sudah menghentikan pengiriman 1.800 bom sebesar 2.000 pon (907 kg) dan 1.700 bom seberat 500 pon (226 kg) setelah Israel dianggap masih belum ‘sepenuhnya mengatasi’ kekahwatiran AS mengenai rencana operasi darat besar-besaran ke Rafah.
Selain itu, AS juga diketahui dengan tegas menentang serangan darat besar-besaran ke Rafah, dan sudah menyakini bahwasanya Israel tidak akan mungkin melancarkan serangan itu sambil menjamin keselamatan lebih dari satu juta warga Palestina yang berlindung di sana.
Langkah AS itu menandai pertama kalinya, sejak perang bercambuk di Jalur Gaza pada bulan Oktober tahun lalu.
Dimana presiden Joe Biden bertindak berdasarkan peringatan yang sudah diberikan kepada Perdana Mentri (PM) Beajamin Netanyahu pada bulan April lalu, bahwasanya kebijakan AS terhadap Gaza akan bergantung kepada bagaimana Israel memperlakukan warga sipil.
Sumber : https://news.detik.com/internasional/d-7332066/as-setop-kirim-bom-khawatir-invasi-ke-rafah-begini-respons-israel/1