Virenial – Kisah Nabi Idris di dalam Alquran diceritakan dalam surat Maryam, tepatnya dalam ayat 56-57. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Idris di dalam Kitab (Al-Qur’an). Sesungguhnya dia seorang yang sangat mencintai kebenaran dan seorang nabi, dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” [QS. Maryam ayat 56-57]
Nabi Idris ‘Alaihis Salam adalah nabi ke-2 dalam daftar 25 nabi dan rasul yang wajib diketahui dalam Islam, beliau adalah keturunan dari Nabi Adam ‘Alaihis Salam.
Silsilah keturunan atau nasab Nabi Idris ‘Alaihis Salam hingga ke Nabi Adam ‘Alaihis Salam adalah: Idris bin Yarid bin Mahlayil bin Qoinan bin Anusy bin Syits ‘Alaihis Salam bin Adam ‘Alaihis Salam.
Nama Idris disebutkan sebanyak dua kali dalam Alquran, yaitu pada surat Maryam ayat 56 dan surat Al-Anbya ayat 85.
Nabi Idris ‘Alaihis Salam lahir di Babilon, Irak dan menetap di Mesir. Sebagai salah satu nabi utusan Allah, Idris ‘Alaihis Salam dianugerahi banyak kelebihan seperti kecerdasan dan kepandaian dalam berbagai ilmu.
Dalam buku berjudul Kitab Peninggalan-Peninggalan Bersejarah Para Nabi karya Abdul Syukur al-Azizi dikatakan bahwa ketika berdakwah pada kaumnya, pada zaman itu manusia sudah berbicara dalam 72 bahasa. Selain itu, pada masa itu sudah ada 188 kota yang dibangun.
Nabi Idris adalah Manusia Pertama yang Menemukan Pena
Nabi Idris ‘Alaihis Salam diberi anugerah oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala berupa kecerdasan dan kepandaian.
Nabi Idris ‘Alaihis Salam dipercaya sebagai manusia pertama penemu tulisan dan pena dalam sejarah peradaban manusia.
Pernyataan ini berdasarkan hadis Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang diriwiyatkan Muslim dari Mu’awiyah bin al-Hakam as-Sulami, yakni:
”Dahulu, ada seorang nabi yang menulis dengannya (maksudnya menulis di atas pasir). Barang siapa sejalan dengan tulisannya, demikian itulah (tulisannya)”.
Berdasarkan catatan sejarah, sekitar 3.500 hingga 3.000 SM, bangsa Sumeria (Irak) telah dikenal sebagai bangsa paling tua di dunia yang memiliki bukti kemampuan menulis.
Dikutip dari Republika, Pada 3.000 hingga 2.000 SM, bangsa Mesir juga menunjukkan bukti yang sama. Bahkan, sekitar 2.500 hingga 2.000 SM, bangsa Mesir membuat piramida, dan bangsa Sumeria (Babilonia) membuat taman gantung yang masih bisa disaksikan hingga saat ini.
Dalam catatan sejarah, bukti-bukti adanya karya tulis tertua memang ditemukan di tempat Nabi Idris menyeru kaumnya, yaitu tempat bangsa Sumeria. Hal ini semakin menguatkan bahwa Nabi Idris ‘Alaihis Salam adalah manusia pertama yang mengenalkan tulisan.
Bahkan, beberapa tahun silam, ilmuwan modern dan para ahli arkeologi berhasil menemukan sejumlah perabotan dan barang-barang yang diperkirakan berusia 4.000 tahun.
Beberapa benda yang berhasil ditemukan adalah sebuah lempengan dari tanah yang berasal dari zaman Sumeria. Di atas lempengan itu, terdapat tulisan tentang matematika dalam bentuk tulisan huruf paku.
Para ilmuwan pernah menemukan beberapa potongan naskah kuno yang diklaim terkait dengan Nabi Idris ‘Alaihis Salam.
Oleh para sejarawan, naskah kuno itu disebut Kitab Henokh. Salah satu cerita dalam kitab itu berisi tentang peradaban tertua di bumi Lemuria, Atlantis yang hilang ditelan bumi. Juga, prediksi tentang banjir besar yang akan terjadi di bumi.
Para ilmuwan itu menduga Kitab Henokh ditulis Nabi Idris yang juga dikenal dengan nama Akhnukh yang dalam bahasa Ibrani disebut Henokh.
Selain dikenal sebagai orang yang pertama menggunakan pena, Nabi Idris ‘Alaihis Salam juga dikenal sebagai ahli perbintangan.
Nabi Idris adalah orang yang pertama kali menggunakan bintang sebagai penunjuk arah, waktu yang tepat untuk bercocok tanam, memperkirakan kondisi cuaca, dan lain-lain.
Keterkaitan bangsa Sumeria dengan Nabi Idris ‘Alaihis Salam semakin terlihat ketika beberapa penelitian membuktikan bangsa Sumeria telah mempelajari ilmu perbintangan untuk mengetahui masa bercocok tanam yang baik.
Misalnya, rasi bintang Taurus yang dipercaya sebagai masa awal musim semi dan cocok untuk menanam.
Sedangkan, rasi bintang Virgo dipergunakan sebagai waktu yang tepat untuk panen.
Mengutip pendapat Sami Abdullah al-Maghluts, Abdul Syukur al-Azizi menulis, Nabi Idris adalah kaum Nabi Syits atau keturunan Qabil, putra Nabi Adam ‘Alaihis Salam, di willayah Irak kuno.
Dalam konteks ini, ada pula sejarawan yang menduga kata ‘pemusnahan’ yang tertulis dalam Kitab Henokh sesungguhnya merujuk pada Bani Qabil. Allah Subhanahu wa Ta’ala juga memberikan 30 mushaf (shuhuf) sebagai bekal untuk diajarkan pada kaumnya.
Beberapa ulama menyebutkan, Nabi Idris ‘Alaihis Salam hidup sekitar tahun 4.533 hingga 4.188 SM.
Salah satunya, Al-Mahluts dalam buku berjudul Atlas Sejarah Nabi dan Rasul. Dhurorudin Mashad menulis dalam bukunya Mutiara Hikmah Kisah 25 Nabi dan Rasul dan menyebutkan, Nabi Idris ‘Alaihis Salam mendapat julukan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala berupa Asadul Usud atau singa dari segala singa. Julukan itu diberikan karena keberanian dan kegagahannya.
Dalam buku itu, seperti dikutip Abdul Syukur, disebutkan Nabi Idris ‘Alaihis Salam merupakan salah satu nabi yang memiliki banyak keistimewaan.
Nabi Idris ‘Alaihis Salam dikenal sebagai nabi yang sangat pintar, orang yang pertama kali menciptakan tulisan dan menemukan alat tulis, pandai menggambar, menjahit, serta ahli astronomi.
Kisah Nabi Idris yang Pernah Melihat Surga
Salah satu kisah Nabi Idris yang dikenal banyak orang adalah kemampuannya melihat surga.
Alquran surat Maryam ayat 57 menyatakan Allah Subhanahu wa Ta’ala mengangkat martabat Nabi Idris ‘Alaihis Salam dengan segenap keunggulannya.
Berbagai kitab menyatakan Nabi Idris ‘Alaihis Salam berkesempatan melihat dan merasakan surga meski dalam kondisi masih hidup.
Namun, ada juga yang mengatakan bahwa beliau wafat ketika diangkat ke langit. Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anha menafsirkan ayat tersebut bahwa Nabi Idris ‘Alaihis Salam diwafatkan di langit keempat, Wallahu A’lam.